Ternyata Ada Proyek Anti-Banjir Jakarta Mentok di Lahan, Kok Bisa?



Dilansir dari CNBC Indonesia - Kelanjutan program pembangunan prasarana pengendalian banjir Jakarta dan sekitarnya sudah dikerjakan oleh pemerintah sentra. Tapi proyek-proyek itu terhambat pada pembebasan lahan. Hal ini membikin sederet proyek anti-banjir itu macet.

Pertama, yaitu proyek normalisasi Sungai Ciliwung. Dari agenda pembangunan tanggul normalisasi sepanjang 33,69 Km, namun realisasinya baru menempuh 16,19 Km.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC) Bambang Hidayah, menjelaskan bahwa mandeknya proyek ini karena terkendala pembebasan lahan.

Kedua, kendala serupa dialami proyek Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi. Proyek ini juga macet dan sekarang pelaksanaan konstruksinya belum hingga 50%.

Secara rinci, pekerjaan jasmani Bendungan Ciawi dikala ini menempuh 44%, sedangkan Bendungan Sukamahi baru 35%. Adapun pelaksanaan pembebasan lahan, kini Bendungan Ciawi mencapai 92,12% dan Sukamahi 90,31%.

Pandangan pembangunan dua bendungan ini sebenarnya sudah ada tahun 2005. Rencana itu baru dilanjutkan pada akhir tahun 2016 ditandai dengan penandatanganan kontrak pembangunan proyek. Kedua bendungan tersebut direncanakan selesai pada akhir 2020, meski sempat ditargetkan selesai pada 2019.

Dua bendungan ini ditargetkan dapat mereduksi kontribusi banjir ke Jakarta, diharapkan bisa mereduksi aliran jadi hanya 30% dari total aliran air ke Jakarta.

Ketiga, pembangunan Sudetan Sungai Ciliwung dari Sungai Ciliwung ke Kanal Banjir Timur (KBT).

Proyek ini dimulai pada 18 Februari 2015. Sayangnya setelah sempat ditargetkan tuntas medio 2019 tapi belum tuntas sebab terkendala pembebasan lahan.

Soal pembebasan lahan, telah ada upaya percepatan progres Sudetan Sungai Ciliwung sudah diajukan pembetulan penetapan lokasi (penlok) dari Kementerian PUPR Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung - Cisadane Ditjen Sumber Energi Air ke Gubernur DKI pada tanggal 26 Desember 2019.

Masyarakat setempat sudah menyetujui pemanfaatan lahan untuk kelanjutan pembangunan sudetan sepanjang 600 meter dari keseluruhan 1200 meter.

Problem pembebasan lahan memang jadi biang kerok macetnya sejumlah proyek penanganan banjir. Ia menyebut, masyarakat punya pelbagai alasan menolak pembebasan lahan.

Sebab, banyak dari mereka yang telah telanjur nyaman tinggal di tempatnya bermukim selama ini. Ada kesusahan membangun ekosistem baru pada lahan baru.

Keempat, Kementerian PUPR punya satu lagi jurus anti banjir yang masih dalam tahap perencanaan. Pengendalian ini, bendungan akan dibangun di Bekasi, Jawa Barat.

Kementerian PUPR sudah membuat Perencanaan Banjir Kali Bekasi dimana pada tahun 2020 akan dijalankan value engineering kepada perencanaan hal yang demikian dan langsung ditindaklanjuti dengan profesi fisik konstruksinya.

Adapun proyek bendungan ini, dia belum memberikan bocoran secara lengkap. Pengaturan terang ketika ini pihaknya masih mengerjakan kajian.

Source :
cnnindonesia.com
cnbcindonesia.com
https://www.adipranaindovesco.com/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *